Anda berada di :
Rumah > Artikel Dan Opini > Sekolah Sebagai Ibu

Sekolah Sebagai Ibu

foto ilustrasi

Dilihat 1546

Menjelang hari guru yang akan dilangsungkan esok pagi, 25 November 2018, saya mendapatkan dua kado istimewa berupa hak guru yang sudah seharusnya diterima tetapi dalihkan oleh kepala sekolah kepada guru lain yang tidak jelas alasannya. Dugaan sang guru ini adalah karena beliau pernah menanyakan masalah keuangan kepala sekolah berkaitan dengan penggunaan dana bantuan pemerintah melalui BOS. Karena ketidaksukaannya itulah sang ibu kepala sekolah, mengalihkan hak sang guru perempuan senior itu kepada guru baru lainnya.

Kado kedua adalah sang buah hati dihukum oleh gurunya karena tidak mengikuti kegiatan pramuka dengan alassan ikut ekstra Al Banjari. Lalu si Ibu Guru sambil menangis bercerita betapa susahnya anak anak diberi tahu.

Setiap orang siapapun baik itu guru maupun murid butuh rasa aman dalam menjalankan proses belajar mengajar. Rasa aman dalam setiap proses yang dilakukan akan bisa didapat kalau setiap orang yang berada didalam lingkup pendidikan mampu memahami satu sama lain. Kemampuan memahami ditunjukkan dengan cara tidak memaksakan kehendaknya. Semua proses yang dilakukan harus atas dasar rasa cinta dan tanggung jawab yang ada.

Sekolah ibaratnya adalah seorang ibu, karena sekolah diharapkan mampu menanamkan rasa kasih sayang diantara mereka. Mengapa harus ibu? Karena sejatinya dari sosok ibulah pancaran kasih sayang itu ada.

Ibu adalah orang yang mengandung kita dan merawatnya didalam rahim. Hanya ibulah yang mempunyai rahim. Rahim adalah wujud kasih sayang yang diberikan oleh ibu selama kita dalam kandungan. Rahim itulah pancaran kasih sayang yang diberikan.

Sekolah adalah ibu kandung dari kita semua. Sebagai ibu kandung, sekolah diharapkan mempu menyemai perangai kasih sayang kepada semuanya. Lalu siapa yang diamanahi menyemai kasih sayang itu? Tentu adalah kepala sekolah sebagai pemimpin nya dan guru sebagai kepanjangan tangan persemaian kasih sayang.

Nah saya jadi merenung, ketika mendapatkan keluhan seorang guru perempuan yang sudah senior disebuah sekolah SMA Swasta di Surabaya, hak haknya dialihkan kepada orang lain yang lebih junior dikarenakan pertimbangan yang tak jelas, kemanakah hati nurani sang kepala sekolah yang harusnya menjadi pelindung dan penyemai kasih sayang, tiba tiba berlagak seperti preman yang menebar teror ketakutan? Lalu bagaimana organisasi guru hadir untuk memberi kasih sayang dan kenyamanan kepada sang guru? Rasanya hari guru kita peringati berulang ulang, tapi perampasan hak guru dan penistaan profesi guru juga tetap berlangsung., dan bahkan pada kasus yang sampai ke saya justru pelakunya adalah guru yang menjabat sebagai kepala sekolah. Kemakah dinas pendidikan jatim, dimanakah PGRI dan organisasi guru lainnya dalam perlindungan hak hak gurunya?

Pada kasus kedua, seperti yang dialami sang” jagoan ” harus menjalani hukuman karena harus memilih menjalankan aktifitas ekstra kurikuler lain, nah ketika guru tak mampu menyelami kebutuhan sang anak dalam belajar, maka profesi guru akan menjadi beban. Guru acapkali akan mengeluh karena menghadapi muridnya yang sangat komplek. Nah kalau anda menjadi guru hanya karena anda merasa mempunyai lebih, yakinilah kelak anda akan ditinggalkan oleh murid anda. Maka jadilah guru yang memahami sehingga anda tak akan terbebani. Anda akan selalu bisa menikmati apa yang terjadi, murid anda adalah kekayaan berjalan yang anda miliki, karena dari sanalah anda akan bisa belajar menjadi guru yang mengerti dan memahami kebutuhan belajar murid anda. Anda hanya memfasilitasi dan menunjukkan jalan menjadi mengerti. Sedangkan takdir mengertinya serahkan kepada Tuhan yang maha pengasih dan maha penyayang.

Assalamualaikum wr wb.. Semoga Allah memberi kekuatan dan kesabaran dan kelapangan hati untuk bisa memahami kenyataan

Akhirnya saya ingin mengucap dan menghormat kepada sahabat sahabat saya guru, selamat hari guru, semoga kita bisa lebih memahami apa yang kita hadapi.

Surabaya, 24 November 2018

M. Isa Ansori

 

Bagikan Ini, Supaya Mereka Juga Tau !

Tinggalkan Komentar

Top

Marhaban ya Ramadhan


 

This will close in 10 seconds