Anda berada di :
Rumah > Artikel Dan Opini > Tentang Realitas dan Perubahan

Tentang Realitas dan Perubahan

Dilihat 1545

Tidak ada yang abadi didunia ini,  kecuali perubahan itu sendiri. Realitas dan perubahan merupakan dua kata yang mempunyai makna berbeda tetapi dari dua kata itu sejatinya akan melahirkan sejarah kehidupan yang luar biasa.

 

Realitas merujuk pada makna sesuatu yang kita lihat. Sesuatu yang kita lihat bergantung pada persepsi dan kemampuan kita menangkap sebuah objek. Persepsi setiap orang akan dipengaruhi oleh pengalaman dan latar belakang yang berbeda. Begitu juga dengan kemampuan seseorang melihat sebuah object,  tentu akan dipengaruhi oleh pengalaman dan latar belakang yang berbeda. Karena kemampuan dan latar belakang yang berbeda itu pulalah kadang sebuah realitas yang sama bisa menimbulkan kesimpulan yang berbeda.

 

Mencermati Sebuah Realitas

 

Sebuah realitas yang terjadi dihadapan kita tidak selalu terjadi secara alami,  ada realitas itu yang kejadiannya memang dibuat, sehingga kesimpulannya mengikuti si pembuat realitas. Sebagai contoh peristiwa banjir disebuah tempat. Peristiwa banjir yang kita lihat adalah sebuah fakta. Tapi sebuah fakta banjir kadang dibuat karena adanya maksud tertentu. Sehingga fakta yang kita lihat, kesimpulannya akan mengikuti kemauan sipembuat fakta. Kita bisa kembangkan contoh pada kasus kasus lain yang terjadi disekitar kita. Apakah kasus yang terjadi adalah realitas yang sebenarnya atau realitas yang dibentuk.

 

Cermat memahami sebuah peristiwa dengan segala  latar belakang yang mewarnainya,  akan menjadikan kita  cerdas melihat sebuah realitas. Kita tak akan mudah diarahkan apalagi dimanfaatkan. Cermat melihat realitas juga akan membawa kita pada kemampuan menempatkan diri pada posisi yang tepat. Sehingga posisi yang kita tempati  tidak selalu statis,  kita akan menjadi sangat dinamis dalam menempatkan  diri. Karena memang tuntutannya  harus berubah.

 

Peristiwa sosial  politik yang terjadi disekitar kadang menjadi sangat abu abu, oleh karenanya dibutuhkan kecerdasan dan kecermatan dalam melihatnya. Menyadari bahwa kita mempunyai  keterbatasan dalam melihat sebuah realitas,  maka belajar dan berdiskusi merupakan  sebuah  upaya menghindarkan kita dari kekeliruan memahami realitas.

 

Menempatkan Diri Dalam Perubahan

 

Perubahan berarti sesuatu itu mengalami  perbedaan dari posisi semula.  Perubahan itu bisa bermakna berubah bentuk,  berubah posisi atau berubah penyikapan. Kemampuan melihat arah perubahan akan menjadikan kita mampu menempatkan diri pada arus perubahan  itu secara tepat. Dalam sebuah realitas memperjuangkan ide,  maka gagasan memperjuangkan idenya bisa selalu tetap tetapi cara yang dilakukan bisa berubah,  karena memang tuntutan  untuk menjadi berhasil dalam memperjuangkannya harus berubah. Nah itulah yang disebut dengan tuntutan taktis dan strategis.

 

Bukankah dalam realitas sosial yang kita geluti seringkali kita berbeda dalam melihat  persoalan,  mengapa bisa terjadi?  Ya karena memang kita ditakdirkan mempunyai  latar belakang yang berbeda. Perbedaan itu menjadi tajam manakala kita merasa diri menjadi paling benar  dan paling hebat. Kita tak mampu melihat realitas  yang sebenarnya,  sehingga seringkali memaksakan kehendak yang berujung pada simpulan yang tidak sama dengan saya adalah musuh  saya. Dan lebih fatal lagi ditengah perbedaan itu lalu dibuat sebuah realitas bohong untuk menjatuhkan orang yang dianggap berbeda.

 

Bijak Dalam Bersikap

 

Ditengah situasi yang tak menentu dan dibutuhkan kecermatan,  maka sikap bijak menjadi sebuah keniscayaan. Sikap bijak itu wujud dari perilaku yang berhati hati dan tidak tergesa gesa. Sikap bijak itu diantaranya mencoba mempertajam persamaan ditengah orang lain mempertajam perbedaan.

 

Sikap bijak merupakan wujud kematangan dan kedewasaan. Nah kita akan menjadi siapa, bergantung dari cara kita bersikap dalam melihat sebuah realitas.

 

Rasulullah saw. bersabda: “Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia. Pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan Ruwaibidlah turut bicara.” Lalu beliau ditanya, “Apakah Ruwaibidlah itu?” beliau menjawab: “Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan orang banyak (umat).” (HR. Ibnu Majah)

 

Semoga bermanfaat!

 

Assalamualaikum  wr wb… Selamat  berhari libur dan beraktifitas bersama orang  orang terbaik dan dicintai,  semoga keberkahan dan rahmat selalu tercurah kepada kita semua.. Aamien.

 

Surabaya,  16 Juni 2018

M. Isa Ansori

 

Sekretaris LPA Jatim,  Anggota Dewan Pendidikan Jatim,  Staf Pengajar di STT Malang  dan Ilmu Konunikasi Untag  1945 Surabaya

Bagikan Ini, Supaya Mereka Juga Tau !

Tinggalkan Komentar

Top

Marhaban ya Ramadhan


 

This will close in 10 seconds