Anda berada di :
Rumah > Artikel Dan Opini > Menghidupkan Hati Menimbun Benci

Menghidupkan Hati Menimbun Benci

Dilihat 1544

Setiap manusia pastilah mempunyai perasaan bahwa dirinya adalah orang yang paling baik, paling bisa. Perasaan seperti ini sejatinya sangat manusiawi. Sehingga dengan perasaan seperti sejatinya akan mendorong setiap orang untuk bisa melakukan yang terbaik. Lalu apa yang salah dari merasa diri paling baik atau paling bisa?

Perasaan diri paling baik dibanding orang lain merupakan sebuah gambaran sikap bahwa diri kita lebih baik daripada orang lain. Ada orang yang direndahkan. Kalau ada yang direndahkan pastilah ini akan berdampak bagi orang lain.

Freud dalam struktur jiwa manusia membaginya menjadi 3, ada Id yang berarti kemampuan alam bawah sadar merekam kejadian yang kita lakukan, yang kedua adalah Ego, sebuah sikap rasional ketika alam bawah sadar kita memerintahkan sesuatu, dan yang ke tiga adalah super ego, yang merupakan polisi moral atas tindakan yang kita lakukan.

Jauh hari sebelum Freud, Nabi besar Muhammad S.A.W, mengatakan bahwa ” Ketahuilah bahwa didalam diri manusia itu ada segumpal daging. Bila gumpalan itu merasakan kebaikan maka akan terjadi kebaikan dan begitu juga sebaliknya, kalau gumpalan itu baik, maka baiklah perbuatannya, segumpal daging itu adalah Qalbu.

Qalbu dalam iatilah Freud disebutnya sebagai super ego. Sebuah struktur yang menjadi kendali atas rasionalitas manusia, mengendalikan agar sikap dan perilakunya tetap berjalan dalam kerangka moral.

Bagimana Manusia Bisa Memendam Egonya?

Memendam adalah sebuah sikap bahwa kita sedang menggali lubang kemudian kita masukkan sesuatu lalu kita timbun lagi. Tujuannya agar sesuatu itu tadi tak terlihat kembali. Menjadikan rasionalitas agar tidak terlalu berlebihan, maka yang bisa dilakukan adalah meletakkan superego secara berimbang.

Merendahkan hati merupakan salah satu cara menimbun ego. Merendahkan hati akan menjadikan orang lain merasa dihargai, karena mereka termotivasi untuk menjadi lebih maju lagi. Merendahkan hati merupakan upaya untuk mendorong orang lain agar bisa melakukan yang lebih baik lagi.

Nah apa yang terjadi selama ini di masyarakat, banyak masyarakat merasa diri lebih baik, namun sejatinya mereka lupa, perasaan lebih itu akan menjadi kendala untuk bisa lebih maju. Mereka yang selalu merasa lebih, bisa diduga akan terjadi demotivasi. Susah untuk maju, karena tak punya bahan untuk maju.

Apa Yang Bisa Kita Lakukan Agar Maju?

Meletakkan dasar moral bahwa hidup itu selalu membutuhkan orang lain, akan memberikan pengaruh pada Qalbu untuk menempatkan diri pada posisi yang tepat ditengah orang lain. Posisi yang tepat itu akan bisa didapat kalau kita mampu menghidupkan perasaan kita bisa memahami perasaan orang lain. Sehingga rasional kita akan melakukan kerja kerja terukur agar kita bisa berada dalam posisi yang tepat bersama orang lain. Jadi kita tak akan memperlakukan orang lain dengan perlakuan yang kalau kita diperlakukan sama kita juga tidak mau. Dalam peribahasa diibaratkan kalau kita tak mau dicubit, maka janganlah mencubit.

Hidup seimbang itu manakala kita mampu merendahkan hati, memendam benci.

Surabaya, 21 September 2018

M. Isa Ansori

Pembelajar dan Pegiat pendidikan perubahan perilaku

 

Bagikan Ini, Supaya Mereka Juga Tau !

Tinggalkan Komentar

Top

Marhaban ya Ramadhan


 

This will close in 10 seconds