Dari Palu, Khabib dan Miftahul Janna Kita Belajar Berintegritas dan Berkomitmen Artikel Dan Opini by Pimred - Oktober 10, 20180 Dilihat 1543 Dua hari ini saya menjadi sangat intens mencari dua sosok berintegritas, mereka berdua layak menjadi tauladan berintegeitas dalam memegang janji dan komitmen. Memegang janji dan komitmen setidaknya hari ini merupakan barang yang langka, tidak banyak mereka yang mampu merawatnya. Lihat saja janji janji yang sudah banyak dilontarkan dari mulut para pemburu kekuasaan, tapi berapa banyak diantara mereka yang berkomitmen memenuhinya? Dari tulisan sahabat sahabat saya relawan hidayatullah dan jaringan peduli ummat yang berjibaku di gempa Palu dan Donggala, mereka melihat sebuah pemandangan yang memgharukan dan menyedihkan, betapa tidak, mereka menceritakan sebagaimana biasanya aktifitas kerelawanan yang mereka lakukan, malam hari menjelang pagi seperti biasanya dari posko relawan, mereka menyiapkan makanan yang sudah dimasak dan dibungkus untuk didistribusikan kepada para pengungsi, namun sayangnya makanan yang seharusnya dibagikan itu tak sampai pada pengungsi yang dituju, ditengah perjalanan mereka dihadang oleh dua orang yang memaksa mereka berhenti dan ” menyerahkan ” makanan nasi bungkus tersebut. Apa mereka mau merampok ? Ternyata tidak, mereka memaksa kami untuk berbelok dan melihat disebuah perkampungan yang banyak pengungsi yang kelaparan belum mendapatkan pasokan bantuan. Maka dengan segenap kerelaan dan kegundaan mendalam karena miris melihat kenyataan yang ada, maka makanan harus diberikan kepada mereka. Dua orang yang menghadang relawan tadi, tidak ikut memakan nasi bungkus bantuan tadi. Mereka berdua mempersilahkan nasi diberikan kepada para pengungsi lainnya yang lebih membutuhkan. Rupanya mereka berdua adalah orang yang masih mampu bertahan diatara pengungsi pengungsi yang ada. Dari pengungsi dan dari Palu, saya mendapatkan pelajaran tentang berkomitmen dan berintegritas sebagai manusia. Begitu juga ketika menyaksikan pertandingan antara Khabib dan McGregor dalam ajang pertandingan pertarungan bebas MMA, saya mendapatkan sebuah pelajaran integritas dan komitmen. Khabib yang rendah hati dan tenang dalam menghadapi persoalan, tiba tiba harus melompati ring pembatas dan terlibat ” baku hantam ” dengan pendukung McGregor. Mengapa? Dalam sebuah sesi wawancara beliau menegaskan bahwa apa yang dia lakukan semata mata karena dia tidak bisa mentoleransi perlakuan rasis pendukung McGregor yang menghina agama dan keyakinannya sebagai seorang muslim. ” Kalian boleh menghina saya, tapi kalian tak boleh menghina agama dan keyakinan saya “, begitu ucap Khabib. khabib mampu memberi sinar direlung hati semua yang mulai meredup menjadi berbinar akan sebuah wujud berintegritas dan berkomitmen. Betapa kita lihat banyak diantara kita kehilangan integritas dan komitmen hanya karena uang dan kekuasaan, kita korbankan persahabatan hanya karena cara berpikir kita yang salah terhadap teman dan kawan, kita telah kehilangan integritas berkawan dan berkomitmen. Pelajaran berintegritas dan berkomitmen tiba tiba menyeruak dari ajang olympic para penyandang disabilitas yang berlabgsung di Senayan Jakarta. Miftahul Janna adalah sosok anggun berintegritas itu, atlit Judo dari Aceh. Betapa berintegritasnya sang maestro ini, berkomitmen terhadap keyakinannya sebagai wanita muslim yang meyakini bahwa hijab tak boleh dilepas karena akan memperlihatkan rambutnya yang diyakini sebagai aurat yang harus dilindungi dan ditutupi, Miftahul Janna rela melepaskan kesempatan bertandingnya, karena wasit tak mengijinkannya. Miftahul Janna mengajarkan tentang komitmen dan integritas ketika negara sebagai tuan rumah kehilangan integritas dan komimennya sebagai pengamal Pancasila dan Berketuhanan Yang Maha Esa dalam melindungi warga negaranya. Bukankah Miftahul Janna adalah atlit yang resmi mewakili Indonesia? Miftahul Jannah. Gadis tuna netra. Asal Aceh Barat Daya, Nangroe Aceh Darussalam. Baru 21 tahun. . Miftahul Jannah tegas menolak melepas jilbab. Dan atas tindakannya itu, Allah langsung balas tunai. . “Kami bangga dengan komitmen dan pendirianmu, Nak. Karena itu kami apresiasi dengan menganugerahimu hadiah umrah. Terus semangat.” kata Anggota DPR RI, Jazuli Juwaini melalui akun twitternya, Senin (8/10/18). . Miftahul Jannah telah membuktikan. Betapa keteguhan dan keistiqomahan pasti berbuah manis. . Miftahul Jannah Didiskualifikasi . Miftahul Jannah didiskualifikasi dari ajang Asian Para Games 2018 Jakarta karena menolak melepas jilbab. . Miftahul Jannah mendapatkan dukungan dari Wakil Bupati Aceh Barat Daya, Muslizar. . “Tindakannya sudah tepat. Itu lebih berharga dari ratusan bahkan ribuan medali bagi Aceh dan bangsa Indonesia.” katanya. . Miftahul Jannah juga didukung oleh sesama warga Aceh. Miftahul telah menunjukkan kelasnya yang teguh memegang prinsip. . “Cut Kak Miftahul telah meninggalkan pertandingan di bumi untuk memenangkan pertandingan di langit. Medali terbaik telah Cut Kak Miftahul terima.” ungkap Rahmat Idris. . Bukan hanya itu, Miftahul Jannah juga didoakan dan dielu-elukan masyarakat Muslim Indonesia karena keteladanannya. . Miftahul Jannah memang layak menerima hadiah umrah yang Allah berikan melalui perantara Jazuli Juwaini, Anggota DPR RI Fraksi PKS. Berkomitmen dan berintegritas tidaklah susah sejatinya dijalankan, ketika kita menempatkan kepentingan lebih besar didalam relung hati kita, sayangnya diantara kita masih gemar menempatkan kepentingan jangka pendek dan pragmatis dalam hidup. Palu, Khabib dan Miftahul Janna telah memenangkan pertandingannya melawan keserakahan hidup dan penghinaan terhadap martabat manusia. Sumber : diolah dari berita muslim dan berbagai tulisan media sosial dari relawan Palu khususnya dari Relawan Hidayatullah dan FPI Assalamualaikum wr wb.. Surabaya, 9 Oktober 2018 M. Isa Ansori Bagikan Ini, Supaya Mereka Juga Tau !